Kamis, 30 Mei 2013

gerakan Agama Hindu yang di pengaruhi Islam By< hizqil Aebit




1.      Pendahuluan
Gerakan pembahuruan dalam agama brahma/Hindu itu bermula pada abad ke enam sebelum masehi dan berkelanjutan sampai abad ke ke 20. Tiga tokoh pembaharu diantaranya lantas melahirkan agama tersendiri. Pertama yaitu,Siddharta Gautama (560 – 480 sM) dan ajarannya melahirkan Agama Budha. Kedua, adalah Mahavira (599 – 527 sM) dan ajarannya melahirkan Agama Jaina. Dan yang ketiga yaitu, Guru Nanak (1469 – 1538 M) dan ajarannnya melahirkan Agama Sikh.
Ketiga gerakan pembaharu dalam agama Brahma/ Hindu ini yang mana agama Sikh adalah agama yangsangat  dipengaruhi oleh agama Islam. Lahirnya Agama Sikh di sini tak lepas dari peran Guru Nanak yang telah menyatukan ajaran monoteis Islam dengan poleteis Hinduisme.
            Sebelum kedatangan Guru Nanak itu muncul maka usaha untuk ke arah sinkronisasi antara agama Hindu dan agama Islam itu telah dimulai oleh kabir (1488 – 1512 M), seorang penyair india. Dan himpunan sajaknya merupakan dari bagian di dalam Kitab suci agama Sikh.
Kabir dan Guru Nanak adalah dua tokoh yang telah menyatukan ajaran-ajaran Agama Hindu dengan ajaran Islam. Dan tak lepas dari usaha keduanya itu untuk menyatukan ajaran monoteis Islam dengan Poleteis Hinduisme. Melihat kerja keras kedua toko ini yang sangat berpengaruh penting ini dalam menyatukan ajaran Islam dan ajaran Hindu menghabiskan waktu selama beberapa tahun untuk menyebarkan dakwahnya.
Belajar tokoh tak lepas dari sejarah lahirnya tokoh itu. Maka disini penulis ingin mencoba menulis sejarah tentang tokoh yang telah menyatukan ajaran Agama Islam dan ajaran Agama Hindu yaitu, Kabir (1488 – 1512 M) dan Guru Nanak (1469 – 1538 M).

2.      Sejarah Riwayat hidup Kabir
Kabir (1488 - 1512), seorang tokoh yang mendahului Guru Nanak ke arah sinkronisasi antara agama Hindu dengan Agama Islam, dan himpunan sajaknya merupakan bagian di dalam Granth Saheb.[1]
Ibu dan bapaknya dari kasta yang hina di dalam agama Hindu, yang kehidupannya melarat dan tidak mampu untuk mengidupi bayinya itu, kedua orang tuanya menempatkan bayi itu pada sebuah keranjang dan menghanyutkannya pada sungai Gangga di Benares.
Pagi itu kebetulan seorang penenun muslim bernama Niru dan isterinya bernama Nima turun ke sungai Gangga untuk membersihkan diri dan mengambil air sembahyang, lalu melihat keranjang berisikan bayi itu, lalu memungutnya dan membesarkannya sebagai anak kandungnya sendiri karena keluarga penenun itu tidak punya anak. Ia diasuh dan dibesarkan menurut tata kebaktian agama Islam tapi menyaksikan perbedaan dan persengketaan yang berkelanjutan antara pihak Hindu dan pihak Islam. Dia dibiayai untuk belajar pada guru-guru terbaik di Benares. Dan menjelang usianya yang sudah 16 tahun, dia telah luas pengetahuannya tetang  agama Islam dan agama Brahma. Sementara itu dia sangat tertarik kepada himpunan sajak seorang penyair Hindu yaitu, Ramanand, yang termasuk tokoh reformasi di dalam agama Hindu.
Ramanand mengajarkan bahwa Tuhan itu Maha Esa dan Al Haqq itu teman terbaik bagi manusia dan hidup sederhana adalah jalan terbaik menuju Nirvana.Jiwa seni di dalam dirinya mendorongnya untuk menggubah sajak semenjak usia muda itu.
Sementara kedua orang tuanya mengajarkan menenun sehingga dia menjadi seorang penenun yang mahir dan tangkas. Sementara menenun itu ia ubah menjadi sajak-sajak dan menyanyikannya sehingga sajak itu lambat-laun terkenal populer di Benares.
Namanya bertambah harum oleh sajak-sajaknya itu tapi ia tetap bertenun. Pada suatu upacara tahunan agama Hindu di Benares yang berpuluh-puluh ribu orang Hindu turun ke sungai  Gangga, karena air sungai itu terpandang suci dapat membersihkan dosa. Maka Kabir datang menyaksikan orang-orang berdosa itu membersihkan dosanya.
      Pada pinggiran sungai Gangga itu Kabir berjumpa dengan dua Brahmain. Dia pun membicarakan Ramanand tentang Tuhan Maha Esa. Kedua Brahmain itupun menjawab : “ Kami dan nenek moyang kami, sudah beberapa generasi lamanya mempercayai bahwa Tuhan itu banyak. Justru sudah tentulah Tuhan itu banyak, bukan Satu.”
“ Jikalau demikian halnya.” kata Kabir. “ Selama matahari tidak terbit maka bintang-bintang gemerlapan.”
“ Apa msksud anda ? ”
“Saya maksudkan : selama pengetahuan yng sempurna tentang Tuhan Maha Esa itu belum diketahui pihak umum, maka mereka menyembah berhala-berhala. Jikalau dengan menyembah batu pahatan itu anda dapat menemukan Tuhan, maka saya lebih sudi menyembah gunung dan batu. Dari pada batu pahatan yang anda sembah itu lebih berkebajikan batu gilingan, karena dapat menggiling gandum untuk dijadikan roti makanan.”[2]
Ketika sudah melihat kondisi upacara tahunan Agama Hindu mencoba bagaimana agar agama Hindu dan Islam saling mempengaruhi. Ajaran Kabir menjadi salah satu sumber pokok dari ajaran Nanak.Kabir mengajarkan adanya zat tertinggi.Tuhan adalah Tuhan yang disembah oleh semua Agama.Oleh karenanya menyembah banyak illah adalah salah. Di dalam mencari tuhan orang pasti memerlukan seorang pawang, yaitu orang yang sudah mengajar dirinya mengenal Tuhan.[3]
Ketika ia meninggal di Maghar dalam usia 17 tahun, iapun meninggalkan himpunan sajak, yang oleh para pengikutnya dikumpulkan dan dibukukan dengan judul Bijak. Para pengikutnya itu memanggil dirinya dengan Kabir Panthis, yang bermakna para pengikut kabir. Himpunan sajak yang berjudul Bijak itu dimasukkan pada masa belakangan menjadi bagian dari  kitab Suci di dalam Agama Shiks.

3.      Sejarah Riwayat Guru Nanak
Guru Nanak dilahirkan pada tanggal 15 April 1469 di Talwandi Rai Boe, sebuah desa kecil di tepi sungai Ravi, sekitar empat kilometer sebelah barat daya Lahore, ibukota wilayah Punjab.Desa tersebut sekarang dikenal dengan nama Nankana Sahib, yang berarti “desa tempat kelahiran Nanak”. Dari sudut kacamata Hindu, orang tuannya memliki kasta Ksatria.
Ayahnya, Mehta Kalu, adalah seorang Patwari, atau akuntan desa, yang bekerja pada perusahaan milik Rai Bular. Seorang muslim, pemilik tanah yang luas di desa itu. Ibunya, Tripta, adalah seorang Hindu yang fanatik. Mereka adalah keturunan suku Khattri yang termasuk bangsa Arya.[4]
Sejak semula Nanak sudah kelihatan sebagai orang yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang perenung, senang bermeditasi, menjalani hidup dan kehidupan mistik. Ayahnya beusaha menjauhkannya dari kesenangan merenung tersebut dengan mencarikannya pekerjaan, karena ayahnya bercita-cita agar Nanak menjadi seorang pengusaha yang berhasil nantinya. Akan tetapi semua usaha ayahnya gagal. Nanak bahkan bertambah lari dalam kehidupan meditatif.Ia makin tenggelam dalam kehidupan menyendiri dan berkontlempasi.
Nanak pun dikawinkan dengan seorang gadis, Sulakhani namanya. Gadis itu adalah keturunan keluarga terpandang juga dalam masyrakat. Yaitu Mul Chand Batala. Dengan perkawinan ini Nanak agak menjadi tenang dan mengabdi kepada majikannya selama lebih kurang dua belas tahun, yaitu sampai ketika ia, menurut pengakuannya, merasakan pengalaman mustiknya yang pertama kali yang di rasakannya sungguh-sungguh ajaib. Pada waktu itu menurut  janam sakhis, tepat menjelang fajar akan menyingsing, ketika Nanak sedang merendam diri sebuah sungai, tiba-tiba ia pulang ke rumah, ternyata ia sama sekali sudah berubah. Ia kedengaran berulang kali berterial dengan keras mengucapkan kata-kata ”tidak ada Hindu, tidak ada Muslim”. Yang dimaksudkannya dengab kalimat itu adalah, bahwa dua kelompok besar umat beragama di benua indo-pakistan itu, yaitu umat Hindu dan umat Islam, sudah berakhir melaksanakan kebenaran agama masing-masing.
      Mulai saat itu Nanak menjalani hidup zuhud, penuh kesederhanaan.Ia lebih banyak bermenung dan berhalwat, pergi menyendiri kehutan untuk menyucikan rohani dan menjahukan diri dari godaan-godaan hidup bisa berhubungan langsung dengan tuhan.
      Guru Nanak menghabiskan sisa-sisa hidupnya dikartapur, tempat jamaah-jemaah besarnya selalu hadir mendengarkan dia berkhotbah. Setiap orang yang melihat dan mendengar khortbahnya selalu terpesona oleh keselehan dan kepribadiannya yang luar biasa, juga kesucian jiwanya yang sangat kentara dalam setiap tingkah lakunya. Dikatakan, bahwa ia benar-benar merupakan hamba tuhan dan kemanusiaan.
      Nanak meninggal dunia dalam usia 70 tahun. Pada hari wafatnya itu, yang bertepatan dengan tanggal 22 September 1539, suatu perselisihan dan pertengkaran diceritakan terjadi antara kaum Hindu dan umat Islam. Masing-masing pihak menuntut bahwa pihaknyalah yang berhak merawat jenazahnya sesuai dengan ajaran yang dianutnya. Kaum Hindu mengatakan, bahwa Nanak adalah orang  Hindu, sebab dilahirkan di rumah dan keluarga Hindu; sementara umat Islam mengatakan, bahwa Nanak adalah seorang muslim karena percaya pada syahadat Islam dan sudah melaksanakan rukun Islam yang kelima, yaitu haji. Pertengkaran tersebut berakhir dengan sendirinya, karena sewaktu mereka membuka penutup jenazah Nanak.

4.      Ajaran Guru Nanak
Tatkala Nanak berusia 30 tahun ia mengatakan pada istrinya, juga orang tuanya bahwa ia telah menjadi guru. Istrinya bertanya: “apakah guru itu?” Nanak menjawab “guru adalah orang yang mengajarkan suatu kepercayaan baru.” “Apakah kepercayaan baru itu ayahnya bertanaya?” Nanak menjawab “tidak ada Hindu tidak ada muslim.“ inilah kemudian yang dikatakan sebagai ajaran dasar agama Sikh.
Pada waktu pertama kali Nanak mengajarkan ajaran tersebut, majikannya, Nawab Daulat Khan Lodhi, juga mendengarnya, dan bertanya: “mengapa Nanak berpendapat tidak ada muslim?” Nanak menjawab: “ Nawab Sahib, adalah sangat sulit menjadi seorang muslim.”
Guru Nanak pribadi adalah seorang yang benar-benar hidup konsekuen dengan ucapannya itu. Ia mengajarkan keesaan tuhan. Ia yakin seyakin-yakinnya bahwa tuhan itu adalah maha Esa, kekal abadi, berdiri sendiri dan tanpa rupa. Tuhan yang diajarkan Nanak bukan suatu ide yang khayal atau abstrak, bukan suatu kekuatan moral yang bersifat impersonal, karena, menurut Nanak, tuhan adalah wujud yang personal, Maha Pencipta, Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Guru Nanak juga menyangkal ajaran ketuhanan yang bercorak monistik (advaita vedantism) dari Hinduisme. Menurut ajaran ini, alam semesta adalah tidak mau menerima ajaran dualistic yang diajarkan oleh Hinduisme, yang dikenal juga dengan shankhnya-yoga. Menurut ajaran ini, alam dan tuhan tidak diciptakan dan sama-sama kekal. Sama dengan umat Islam, Nanak percaya bahwa walaupun alam semesta ini adalah nyata namun diciptakan dan tidak kekal. Alam ini nyata karena merupakan bukti dari kehendak dan hukum tuhan.Semua benda menjadi wujud, sementara karya dari kehendak itu tidak bias diuraikan. Hanya dengan kehendak-Nya semua bentuk mengembangkan hayat dalam diri masing-masing, dan kemudian semua wujud akan bertambah mulai Karen kemuliaan yang menciptakannya.
Guru Nanak menyeru orang agar mengikuti jalan menuju tuhan. Keselamatan, menurut dia, hanya teruntuk bagi siapa yang menundukkan kemauannya di bawah kehendak tuhan. Siapa yang berfikir dan berbuat sesuai dengan keinginan tuhan, ia akan selamat.
a.      Ajaran Nanak tentang manusia
Guru Nanak mengajarkan bahwa seluruh umat manusia adalah satu, orang dimulaikan bukan karena ia anggota kasta ini atau itu, kepercayaan ini atau itu, melainkan karena ia adalah “manusia.” Oleh sebab itu Nanak sangat menentang ajaran tentang kasta, lebih-lebih ajaran tentang adanya manusia “najis” yang haram disentuh.
Nanak meletakkan dasar bagi pengangkatan martabat di kalangan masyarakat Hindu bukan atas dasar kasta, upacara-upacara singkat seperti mantra-mantra, keajaiban-keajaiban, misteri-misteri, akan tetapi atas dasar kodrat dan kecenderungan manusia itu sendiri. “tidak ada gunanya itu kasta dan kelahiran:  pergilah dan tanyakan pada mereka yang mengetahui kebenaran. Derajat seseorang ditentukan oleh amal kebajikannya,” demikian katanya.
Jalan bagi manusia untuk menyembah tuhan, menurut Nanak, adalah menyampaikan rahmat karunia-Nya dan menernungkan nama-Nya:
Nanak sangat mementingkan segi moral manusia. Menurut dia, manusia harus hidup dengan mengutamakan kesempurnaan moral, karena nilai manusia terletak pada tinggi rendahnya moral itu. Dalam memberikan nasehat untuk pembinaan moral manusia, ia menyusun syair yang antara lain berarti :
Buanglah jauh-jauh perasaan kemegahan
Ingatlah inti sari agama
Patuh dan simpatilah pada tuhan dan sesame
Bukannya pakaian yang cemerlang
Bukannya yogi dan abu bakaran mayat
Bukannya tiupan terompet dan seruling
Bukannya kepala yang digundul
Bukannya doa yang panjang
Bukannya teriakan dan penyiksaan
Bukannya jalan pertapaan,Tapi satu hidup yang baik dan suci
Di tengah-tengah godaan dunia.
b.      Ajaran Nanak tentang alam
Nanak mengajarkan bahwa alam semesta ini adalah cipataan tuhan, dan tidak abadi.Yang kekal dan abadi hanya tuhan, karena tuhan adalah realitas mutlak.Nanak juga menusia lain, adalah hamba tuhan. Tuhan adalah yang maha kuasa, menguasai segala-galanya. Kalau manusia beranggapan bahwa ia bebas melakukan kehendaknya, maka ia tidak akan dapat menikmati kebahagiaan yang sejati. Dengan kodrat dan iradat tuhan seluruh alam ini terjadi, dan melalui hokum tuhan alamn ini menjalani kehidupannya. Tidak ada sesuatu yang bias berjalan diluar kehdendak dan hokum tuhan. Dengan kodrat tuhan semunya dikuasi oleh meut dan menuju kepada kemusnahan.Dengan kodrat tuhan pula manusia terserap ke dalam yang maha besar.
Apapun yang dikehendaki tuhan semunya pasti terjadi. Tidak ada yang berada di bawah kuasa makhluk. Tuhan yang maha kuasa, maha tahu dan maha kasih saying. Ia kuasa menjadikan dan memusnahkan. Ia tahu apa yang sudah terjadi dan apa yangakan terjadi. Ia mengasihi siapa saja yang tunduk pada perinth-Nya dengan menganugerahakan kehormatan, dan ia akan menghukum semua yang ingkar dari ketentuan-Nya. Semua yang telah dan akan terjadi adalah menurut kehendak-Nya.
Demikian itulah garis bersar ajaran guru Nanak. Ajaran-ajaran yang berasal langsung dari nakak ini dilengkapi terus oleh guru-guru penggantinya.Guru Angarh mulai mencetuskan tentang perlunya kaum Sikh memiliki kitab suci dan rumah ibadat sendri. Ia memelompori pengadaan dua hal tersebut. Ia juga berusaha membersihkan unsur-unsur Hindu dari dalam Sikh seperti larangan pemujaan sakti. Larangan membakar janda yang ditinggal mati suaminya dipelopori oleh Amar Das. Guru ketiga. Ram Das menetapkan ajaran tentang kewajiban menyumbangkan sebagian harta untuk menegakkan agama dan kepentingan umat . Juga pengangkatan seseorang menjadi iman atau pemimpin upacara ditentapkan olehnya. Realisasi ide adanya tempat suci dilaksanan oleh ram das ini. Ia membangun kuil emas di Amritsar, yang sampai sekarang dianggap sebagi kuil yang paling suci oleh orang-orang Sikh.[5]









DAFTAR PUSTAKA


Ø  Ali, Mukti, Agama-Agama Di Dunia, IAIN Sunan Kalijaga Press, Jogjakarta,
Ø  Sou’yb, Joesoef, AGAMA-AGAMA BESAR DI DUNIA, Al Husna Zikra, Jakarta, 1996
Ø  Hadiwijono, Harun, Agama Hindu dan Budha, Gunung Mulia Press, Jakarta,


[1] Sou’yb, Joesoef, AGAMA-AGAMA BESAR DI DUNIA, Al Husna Zikra, Jakarta, 1996, h. 155
[2]Ibid, h. 157
[3] Hadiwijono, Harun, Agama Hindu dan Budha, Gunung Mulia Press, Jakarta, 2008, h. 49
[4] Ali, Mukti, Agama-Agama Di Dunia, IAIN Sunan Kalijaga Press, Jogjakarta, h. 185
[5]Ali, Mukti, Agama-Agama Di Dunia, IAIN Sunan Kalijaga Press, Jogjakarta, h. 201